PEMBUATAN NATA DE SOYA (Materi IPA)
A. BAHAN BAKU NATA DE SOYA
Industry
pengolahan tahu menghasilkan limbah yang berupa whey tahu. Jika tidak ditangani
dengan benar, limbah ini akan mencemari lingkungan. Asam organic yang tekandung
didalamnya akan menimbulkan bau yang agak asam. Selain itu whey tahu mengandung
mikroorganisme yang merugikan, seperti Escerichia
sp. Yang bisa mengganggu kesehatan
tubuh.
Whey tahu
mengandung mineral seperti P, K, Ca, Mg, Na, Fe, dan Zn. Kandungan mineral ini
sangat membantu bakteri Acetobacter
xylinum untuk mengahilkan nata. Whey tahu juga mengandung gula, tetapi
kadarnya rendah (0,7-0-9%), karena itu, pada saat pengolahan nata harus
dilakukan penambahan gula pasir.
B. KANDUNGAN KIMIA DALAM 100 g BAHAN
No
|
Kandungan
|
Kedelai Whey 20%
|
1
|
Karbohidrat
|
5,49 g
|
2
|
Asam Organik
- Asam Askorbat
- Asam
Pantotenat
- Asam
Sitrat
|
13,2 mg
-
-
|
3
|
Mineral
- Calcium
(Ca)
- Besi (Fe)
- Magnesium
(Mg)
- Fosfor (P)
- Kalium (K)
- Natrium
(Na)
- Seng (Zn)
- Tembaga
(Cu)
- Mangan
(Mn)
- Selenium
(Se)
|
13 g
0,91 g
21 mg
54 g
179 mg
6 g
0,41 g
-
-
-
|
C.
BAHAN DAN PERALATAN
Persiapan
bahan dan peralatan merupakan persiapan awal untuk mengahasilkan nata dengan
kualitas baik. Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat nata dapat
ditemui sehari-hari dan mudah dicari.
1.
Bahan
a.
Bahan Utama
Ketersediaan
bahan disetiap daerah dan tujuan pemanfaatannya dipengaruhi penggunaan bahan
utama dalam pembuatan nata. Bahan utama untuk membuat nata tergantung pada
jenis nata yang akan dibuat seperti whey
tahu.
Whey tahu
sebelum diproses menjadi nata perlu ditambahkan gula pasir. Penambahan gula
pasir guna untuk meningkatkan kadar gula didalam bahan. Jika tidak ada
penambahan gula maka nata yang terbentuk akan tipis.
b.
Biakan Murni
atau Bibit (Acetobacter xylinum)
Nata
merupakan selulosa sintetik yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum). Bakteri nata ini berasal dari biakan murni
atau bibit. Biakan murni merupakan bakteri yang berada dalam kondisi dormansi
(istirahat) dan belum terkontaminasi mikro organism lainnya. Awalnya biakan
murni perlu diaktifkan terlebih dahulu yakni dengan menyediakan kondisi
lingkungan (suhu dan pH) yang optimal dan makanan yang dibutuhkan.
Sedangkan
starter biasanya dibuat dari biakan murni atau bibit sebelumnya. Starter berisi
bakteri dalam kondisi aktif (hidup) yang diperbanyak bersamaan dengan pembuatan
nata. Misalnya satu botol bibit berisi
600 ml dibagi menjadi empat, tiga bagian dibuat nata dan satu bagian digunakan
untuk membuat bibit lagi.
c.
Pupuk ZA
atau Urea
Zuelzeneur
anonia (Za) atau urea mengandung nitrogen yang berguna meningkatkan aktifitas
atau sumber nutrisi Acetobacter xylinum.
Keuntungannya nata yang dihasilkan akan lebih banyak dalam waktu yang singkat.
Sebaliknya tanpa penggunaan nitrogen, nata yang dihasilkan akan sedikit.
d.
Gula Pasir
Bakteri nata
membutuhkan tiga komponen utama untuk berkembang dengan baik, yakni gula, asam
organic dan mineral. Whey tahu memiliki kandungan gula yang sangat rendah
sehingga perlu penambahan gula. Tanpa penambahan gula pasir, tekstur nata akan
kurang tebal. Namun perhatikan juga konsentrasi gula yang diberikan, penambahan
gula yang terlalu banyak menyebabkan bakteri mengalami plasmolisis (kematian).
e.
Asam Asetat
Bakteri Acetobacter xylinum akan tumbuh optimum
pada media yang masam pH (3-4) karena itu jika media tumbuhnya (berupa bahan
baku nata) memiliki pH yang tinggi, harus ditambahkan asam organic lemah. Jenis
asam yang sering digunakan untuk menurunkan derajat keasaman media adalah asam
asetat atau cuka. Kelebihannya adalah mudah didapatkan dan harganya murah
dibandingkan asam organic lainnya. Jumlah penambahan cuka tergantung pada
derajat keasaman media sebelumnya. Pedomannya cuka sebanyak 100 ml dapat
mengasamkan media sebanyak 15-20 liter bahan.
2.
Peralatan
a.
Kompor
Kompor
digunakan untuk proses sterilisasi bahan dan keperluan lainnya. Kompor harus
memiliki nyala api yang stabil seperti kompor gas dan kompor minyak tanah.
Selain itu, tungku juga dapat
dipergunakan, asal nyala api dapat diatur
sedemikian rupa hingga stabil. Proses
perebusan bahan baku nata sebaiknya dilakukan dengan nyala api yang sedang agar
bahan tercampur secara homogen.
b.
Panci
Panci
digunakan untuk merebus bahan. Ukuran panci tergantung pada bahan yang akan diolah.
Panci dengan diameter 30 cm dapat merebus bahan sebanyak 20 liter. Selain itu
sebaiknya kwalitas panci tahan karat dan tahan asam, misalnya panci
alumunium, Teflon, dan stainless steel.
c.
Blander
Blander
digunakan untuk menghancurkan bahan. Blender yang digunakan sebaiknya yang
ukuran cukup besar (menampung lebih dari 1,5 liter/proses).
d.
Pengaduk
Pengaduk
digunakan untuk mempercepat pencampuran bahan, terutama pada pemasakan bahan.
Pengaduk harus tahan panas dan tahan asam, karena itu pengaduk harus terbuat
dari kayu, bambu, atau tempurung kelapa (irus).
e.
Jeriken
Plastik
Jiriken
plastic digunakan untuk menampung bahan baku cair pada pembuatan nata, misalnya
air kelalpa, whey tahu, sari kulit atau buah nenas, sari buah mente dan lain-lain.
Jenis jeriken yang digunakan harus dapat menampung sekitar 20 liter bahan. Salain itu jiriken sebaiknya berbahan plastic
yang tahan asam.
f.
Saringan dan
Corong Plastik
Saringan
digunakan untuk memisahkan sari dan ampasnya setelah dihancurkan menggunakan
belender. Corong plastic digunakan untuk membantu proses pemasukan dan
pengeluaran bahan cair dari jirigen plastic. Ukuran corong yang digunakan
berdiameter bagian atas dan bawah masing-masing sekitar 15 cm dan 1 cm.
g.
Baki
Baki
merupakan tempat berlangsungnya fermentasi atau wadah media yang telah diberi
starter. Baki berbahan plastic dianggap lebih ekonomis dibandingkan jenis bahan
lainnya. Berdasarkan kepraktisan dan penempatan saat fermentasi, ukuran baki
yang digunakan sebaiknya memiliki panjang 40-50 cm, lebar 30-40 cm dan tinggi
5-10 cm.
Jumlah baki
yang diperlukan 60 buah untuk bahan baku sebanyak 75 liter. Jika produksi
dilakukan setiap hari secara kontiniu, berarti selama tujuh hari dibutuhkan
baki sabanyak 420 buah. Setelah hari ke-7, nata pada hari pertama fermentsi
telah dapat dipanen dan baki dapat digunakan kembali.
h.
Gayung
Plastik
Gayung
digunakan untuk bahan yang akan difermentasi kedalam baki. Kekuatan bahan
gayung sebaiknya tahan panas.
i.
Botol
Botol yang
digunakan dapat berbahan kaca atau plastic. Botol tersebut digunakan untuk
menyimpan bibit siap pakai. Jumlah botol yang dibutuhkan harus sesuai dengan
jumlah starter yang akan dibuat. Sebagai gambaran, jumlah dalam satu botol
bibit akan dibagi menjadi 4 bahagian. Sebanyak 3 bagian untuk membuat nata dan
1 bagian untuk dijadikan bibit lagi.
j.
Gelas Ukur
Gelas ukur
yang digunakan untuk menakar bahan cair akar komposisinya lebih tepat. Saat
pengenceran bahan seperti sari nenas, sari jambu mente, diperlukan jumlah air
yang benar-benar tepat agar kwalitas bahan terjamin. Gelas ukur yang dipakai
untuk menakar bahan saat akan dimasak. Gelas ukur yang dipilih sebaiknya
memiliki kapasitas 1.500 ml.
k.
Timbangan
Timbangan
digunakan untuk menimbang bahan padat seperti pupuk Za dan gula pasir.
Timbangan 2 kg dapat digunakan untuk usaha skala kecil. Sementara untuk skala
besar menggunakan timbangan minimum 5 kg.
l.
Alat Ukur pH
Alat
pengukur pH bisa berupa pH meter. Alat ini lebih mudah digunakan dan lebih
teliti dibandingkan dengan kertas lakmus (alat ukur pH manual). pH meter
digunakan untuk mengukur derajat keasaman. Alat ini tersedia ditoko-toko
persediaan bahan kimia atau toko penyedia alat laboratorium. Jika setelah
diukur pH larutan lebih dari empat, larutan harus ditambahkan cuka. Sebaiknya
jika pH kurang dari empat, perlu ditambahkan bahan nata kembali.
m.
Pisau
Stainless Steel
Pisau yang
digunakan untuk memotong nata yang sudah jadi dan siap dikemas.
n.
Talenan
Talenan
digunakan sebagai alas tempat pemotongan nata yang sudah jadi. Talenan dapat
terbuat dari kayu jati atau jenis kayu lainnya yang kuat.
o.
Kertas Koran
Kertas Koran
digunakan untuk menutup nata dan baki yang sedang difermentasikan. Tujuan dari
penutupan tersebut agar bebas dari kotoran dan debu yang bisa mencemari
fermentasi. Selain itu dalam baki sengaja dikondisikan anaerob (tanpa
oksigen) agar bakteri nata dapat
berkembang secara maksimal.
p.
Karet Gelang
Karet gelang
dibutuhkan untuk mengikat lembaran Koran yang menutupi baki sehingga kertas
Koran tidak bergeser. Karet gelang juga dibutuhkan untuk mengikat botol starter atau bibit nata.
q.
Air
Air yang
diperlukan dalam pembuatan nata harus bersih, matang dan memiliki pH netral
(6,5-7,0). Air digunakan untuk mengencerkan bahan, mencuci dan merendam nata
yang sudah jadi serta membuat larutan sirup. Selain itu air mentah juga
digunakan untuk mencuci bahan.
r.
Rak atau
tempat fermentasi
Rak atau tempat
fermentasi dibuat dari kayu yang kuat dan digunakan untuk meletakkan baki yang
berisi media dan starter. Rak sebaiknya dibuat menjadi 7 bagian atau tingkat.
Pasalnya tiap tingkatan dibedakan berdasarkan hari panen atau hari fermentasi
agar pemanenan nata berjalan efisien dan efektif. Selain itu, perbedaan nata
yang siap panen dan belum dapat diliahat dengan mudah.
s.
Ruang
Fermentasi
Ruang
fermentasi digunakan sebagai tempat untuk
meletakkan rak-rak berisi baki dalam proses fermentasi. Baki tidak boleh
digerakkan selama proses fermentasi karena akan mempengaruhi kwalitas dan
kwantitas nata. Ruang fermentasi pada produksi skala kecil dapat menggunakan
dapur atau ruangan lain dirumah. Namun, untuk skala industry harus dibangun
tempat khusus. Syarat ruangan ini harus bebas dari hujan, angin, sinar matahari
langsung, dan bebas dari segala gangguan.
D. Proses Pembuatan Nata De Soya
1.
Membuat Starter
Starter
untuk pembuatan nata de soya dapat menggunakan biakan murni dan bibit jadi.
Pembuatan starter dengan biakan murni sebaiknya menggunakan media air kelapa.
Pasalnya, media air kelapa merupakan media yang paling efektif untuk pertumbuhan
Acetobacter xylinum dan mudah dalam
penggunaannya. Sementara pembuatan starter dengan bibit jadi sebaiknya
menggunakan media whey tahu.
a.
Membuat
Starter dengan Biakan murni
ü Bahan
Biakan murni Acetobacter xylinum 12 ml, gula pasir 200 gr, urea 10 gr, air
kelapa 2 liter dan cuka 25% sebanyak 20 ml.
ü Peralatan
Kompro, panci kapasitas 5 liter,
botol kaca kapasitas 600 ml, timbangan, pH meter, kertas Koran, karet gelang,
sendok makan, dan pengaduk.
ü Cara
membuatnya
-
Diamkan air
kelapa selama 24 jam hingga kotorannya mengendap. Setelah itu saring
menggunakan kain kasa. Rebus air kelapa diatas api besar sambil diaduk. Buih
yang timbul kepermukaan sebaiknya langsung dibuang.
-
Tambahkan
cuka dan gula pasir, lalu aduk larutan hingga merata. Larutan ini harus
memiliki pH 3-4. Jika belum mencapai pH tersebut tambahkan cuka. Kemudian
tambahkan urea dan tunggu hingga mendidih sambil tetap diaduk.
-
Masukkan
larutan kedalam botol kaca saat masih panas (jangan terlalu penuh) tutup dengan
kertas Koran dan tunggu hingga dingin.
-
Setelah
dingin, masukkan 4 ml susupensi biakan murni Acetobacter xylinum kesetiap botol menggunakan sendok makan,
kemudian ditutup kembali.
-
Simpan botol
tersebut diruang fermentasi dengan posisi miring selama satu minggu. Ruang
fermentasi harus kering dengan suhu 25-300C. jika suhu terlalu
dingin tempatkan lampu bohlam 20 watt diketinggian 60 cm dari rak fermentasi.
b.
Membuat
starter dengan bibit jadi
ü Bahan
Starter nata 100 ml, gula pasir 200
gr, urea 6 gram, whey tahu 2 liter, dan
cuka 25% sebanyak 20 ml.
ü Peralatan
Kompro, panci kapasitas 5 liter,
botol kaca kapasitas 600 ml, timbangan, pH meter, kertas Koran, karet gelang,
sendok makan, dan pengaduk.
ü Cara membuat
-
Diamkan whey
tahu selama 24 jam sehingga kotorannya mengendap. Setelah itu saring
menggunakan kain kasa. Rebus whey tahu diatas api besar sambil diaduk hingga
mendidih. Buih yang naik kepermukaan sebaiknya langsung dibuang.
-
Tambahkan
cuka dan gula pasir, lalu aduk larutan hingga merata. Larutan ini harus
memiliki pH 3-4. Jika belum mencapai pH tersebut tambahkan cuka. Kemudian
tambahkan urea dan tunggu hingga mendidih sambil tetap diaduk.
-
Masukkan
larutan kedalam botol kaca saat masih panas (jangan terlalu penuh) tutup dengan
kertas Koran dan tunggu hingga dingin.
-
Setelah
dingin, masukkan starter nata sebanyak 100 ml kesetiap botol menggunakan sendok
makan, kemudian ditutup kembali.
-
Simpan botol
tersebut diruang fermentasi dengan posisi miring selama satu minggu. Ruang
fermentasi harus kering dengan suhu 25-300C. jika suhu terlalu
dingin tempatkan lampu bohlam 20 watt diketinggian 60 cm dari rak fermentasi.
Apabila dipermukaan media terbentuk
lapisan berwarna putih (Nata), berarti starter telah jadi dan siap untuk
digunakan untuk membuat nata kembali.
2.
Membuat Nata De Soya
Membuat nata
de soya sama dengan membuat nata de coco. Namun penambahan gula pasir pada
pembuatan nata de soya lebih banyak dibandingkan dengan nata de coco. Pasalnya
kandungan gula whey sangat sedikit.
a.
Cara Pertama
ü Bahan
Starter nata 3,6 liter, gula pasir
1,5 kg, urea 100 gram, whey tahu 20 liter, cuka 25% sebanyak 100 ml.
ü Peralatan
Kompor, panci kapasitas 5 liter,
baki kapasitas 1,5-2 liter, timbangan, pH meter, kertas Koran, karet gelang,
kain kasa, dan pengaduk.
ü Cara membuat
-
Diamkan whey
tahu segar sekitar 12 jam hingga padatannya mengendap. Saring whey tahu
menggunakan kain kasa. Setelah itu, rebus setengah bagian hasil penyaringan
diatas api besar sambil diaduk-aduk hingga mendidih.
-
Tambahkan
gula pasir dan cuka, aduk hingga tercampur merata. Masukkan sisa whey tahu dan
aduk kembali. Buih yang ada dipermukaan harus dibuang.
-
Masukkan
urea kedalam laruata, lalu ukur pH nya. Jika pH lebih dari 4 masukkan asam cuka
secukupnya. Larutan harus memiliki pH 3-4.
-
Diamkan
larutan mendidih selama 15 menit. Isi baki dengan larutan sebanyak 1 liter.
Tutup baki dengan kertas Koran dan ikat dengan karet gelang. Lalu tunggu hingga
dingin.
-
Buka kembali
tutup Koran dan masukkan starter 150 ml kesetiap baki. Tutup dan ikat kembali.
-
Letakkan
baki didalam ruang fermentasi dan simpan selama 1 minggu. Kondisi ruangan harus
kering dingan suhu 25-300 C.
3.
Memanen Nata De Soya
Lama
pengolahan untuk menghasilkan nata de soya sekiar 7 hari. Nata de soya berwarna
putih dan bertekstru lunak. Berikut ini cara untuk memanen nata de soya :
ü Buka kertas Koran yang menutupi
baki. Ambil dan tempatkan nata didalam satu wadah.
ü Cuci nata hingga bersih. Jika
sedikit beraroma tidak enak dan masam, rendam selama 3 hari menggunakan air
mengalir. Jika masih beraroma, tekan (press) nata menggunakan alat seperti
papan yang rata. Setelah itu rebus nata didalam air memdidih selama 10-15 menit
hingga tekstur menjadi kenyal.
ü Potong potong nata sesuai keinginan.
Hasil siap diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman.
0 komentar "PEMBUATAN NATA DE SOYA", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar